Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam memilih masuk tidaknya seseorang di dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada umumnya asas dalam memilih kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Asas ius sanguinis (asas keturunan)
Dalam asas ini kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Contohnya, seseorang anak dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara B, maka anak itu adalah warga negara B.
Jadi berdasarkan asas ini, kewarganegaraan anak selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperdulikan di mana anak itu lahir.
2. Asas ius soli (asas kedaerahan)
Dalam asas ini kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya. Contohnya, seseorang dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A, maka anak itu adalah warga negara B.
Jadi berdasarkan asas ini kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, dikarenakan yang menjadi patokan adalah tempat kelahirannya.
BACA JUGA: CONTOH SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA, BERNEGARA DAN BERMASYARAKAT
Adanya perbedaan dalam memilih kewarganegaraan di beberapa negara, baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, sanggup menyebabkan dua kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk, yakni:
1. Apatride
Apatride adalah keadaan dimana seorang penduduk yang sama sekali tidak memiliki kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis.
Maka orang itu tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak sanggup menjadi warga negara B. Dengan demikian orang tersebut tidak memiliki kewarganegaraan.
2. Bipatride
Bipatride adalah keadaan dimana seorang penduduk yang memiliki dua macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap).
Misalnya, seseorang keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang menganut asas ius soli. Oleh sebab ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga menganggap ia warga negaranya sebab berdasarkan tempat lahirnya.
Dalam memilih status kewarganegaraan seseorang, pemerintah sebuah negara lazim memakai dua stelsel, yakni:
1. Stelsel aktif, yakni seseorang harus melaksanakan tindakan aturan tertentu secara aktif guna menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yakni seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melaksanakan suatu tindakan aturan tertentu (naturalisasi istimewa)
Berdasarkan uraian diatas, asas kewarganegaraan apa yang dianut oleh negara Indonesia? Menurut klarifikasi UU. No. 12 Tahun 2006 wacana Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia didalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis
2. Asas ius soli secara terbatas
3. Asas kewarganegaraan tunggal
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas.
Demikian klarifikasi mengenai ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN INDONESIA, agar sanggup bermanfaat.