Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dampak Kekuasaan Barat Di Indonesia Terhadap Perkembangan Kehidupan Beragama

1.      Zending

DAMPAK KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA DAMPAK KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA


Zending bahasa Belanda yang berarti pekabaran Alkitab (kitab suci agama Nasrani). Maksudnya ialah usaha-usaha untuk membuatkan agama Nasrani. Gerakan zending sudah masuk ke Indonesia semenjak kala ke-16 hingga 18. Yang membawa misizending antara lain orang Portugis dan orang Belanda (melalui VOC). Misi zending ini dekat kaitannya dengan semangat orang-orang Barat dalam mejelajahi samudra yang populer dengan semboyan 3G, yakni gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (penyebaran agama Nasrani).

Orang-orang barat yang tiba ke Indonesia ialah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Orang-orang Portugis dan Spanyol beragama Kristen Kristen sedangakan Belanda serta Inggris beragama Kristen Protestan. Secara resmi aktivitas agama Kristen pada zaman VOC pada pertengahan kala ke-19, di ketika penguasa Belanda memperbolehkan otonomi gereja Kristen untuk melaksanakan karya misionaris.

Salah satu misionaris di Indonesia ialah Fransiscus Xaverius. Untuk selanjutnya penyebaran agama Kristen disebarkan oleh sebuah organisasi (badan) yang disebut Missi. Missi mengadakan penyebaran agama Kristen diwilayah pedalaman Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku Tengah, Maluku Selatan dan Papua.

Pada kala ke-17, dengan kehadiran VOC, Kristen Protestan mulai berkembang di Indonesia. Meski tujuan utamanya ialah berdagang, VOC berkewajiban meningkatkan dogma Protestan bagi orang-orang di bawah kendali wilayah kekuasaannya.

Orang-orang yang dahulu memeluk Katolik, beralih ke Protestan, terutama di kawasan Maluku, Manado, dan Batavia. Kantung-kantung gres masyarakat Kristen didirikan, terutama Indonesia Timur. Flores serta sebagian Timor tetap memeluk agama Katolik. Karena imbas Portugis tetap berlanjut. Ketika VOC dibubarkan pada tahun 1799, masih terdapat sekitar 50.000 pemeluk Potestan di bekas wilayah kekuasaannya.


2.      Sekularisasi Islam di Indonesia
Belanda memang cukup kesulitan dalam mengalahkan perlawanan rakyat di banyak sekali daerah, alasannya ialah motivasi perang rakyat Indonesia ketika itu ialah jihad fi sabilillah. Selain itu, Islam di Indonesia telah dilegalkan secara formal dalam bentuk negara (kesultanan-kesultanan).

Atas dasar itu, kemudian Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje untuk menyidik kekuatan umat Islam Indonesia. Bahkan penyelidikan itu dipelajari pribadi di Makkah (pusat persebaran Islam). Snouck kemudian berpura-pura untuk memeluk agam Islam dan mengganti namnya menjadi Abdul Gaffar. Tidak hanya itu, Snouck pun mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam yang lain.

Setelah usang tinggal di Makkah, Snouck Hurgronje menemukan beberapa “kunci” yang sanggup dipakai untuk melemahkan kekuatan umat Islam, salah satunya ialah sekularisasi Islam dan memasukkan paham-paham Barat kepada rakyat di negara ini. Akibatnya ialah sebagai berikut:

a.       Di Indonesia mulai dikenal pemikiran-pemikiran gres dari Baratseperti demokrasi, nasionalisme, kapitalisme, sekularisme, dan lain-lain.
b.      Di Indonesia mulai dikenal sekularisme Islam, yaitu pemisahan aturan-aturan agama dari kehidupan kenegaraan/politik.
c.       Masyarakat mulai membedakan bahwa dilema agama hanya boleh dibahas di dalam masjid dan dilema politik dilarang dibawa-bawa ke dalam ranah agama.


Demikianlah klarifikasi mengenai DAMPAK KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA, biar sanggup bermanfaat.