Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lahir Dan Berkembangnya Negara-Negara Fasis Pada Masa Sebelum Perang Dunia Ii

Negara fasis yaitu negara berpaham nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter. Negara-negara fasis yang pada perang dunia II, antara lain Jerman dengan Libensraum, Italia dengan Italia Irredenta, Jepang dengan Hakko I Chiu.

1.      Naziisme Jerman
Naziisme merupakan aliran partai sosialis Jerman di bawah pimpinan politikus, Adolf Hitler. Pada mulanya partai sosialis yang lebih dikenal dengan Partai Buruh Nasional Jerman ini lebih berhaluan kanan dan hanya berkembang sebataas kota Munich. Saat Hitler mulai bergabung menjadi anggota, partai ini masih kecil. Kemudia Hitler mulai mengambil alih kepemimpinan, partai ini mulai berkembang pesat.



a.      Latar belakang lahirnya Partai Nazi Jerman
Kekalahan negara-negara dalam Perang Dunia I, menyerupai Jerman menimbulkan kesengsaraan terhadap rakyat yang menimbulkan kesengsaraan terhadap rakyat yang menimbulkan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah.

Ketidakpuasan ini memunculkan gerakan-gerakan yang didukung oleh kaum sosialis di bawah pimpinan Ebert. Akibat yang mucul dari gerakan tersebut, yakni runtuhnya kekaisaran Jerman dan memaksa Kaisar Wilhem II melarikan diri ke negeri Belanda hingga meninggal tahun 1941.

Friedrich Ebert, yang berasal dari Partai Sosialis Demokrat Jerman membentuk pemerintahan sementara pada tahun 1918, dan mengadakan sidang nasional yang terdiri atas wakil-wakil rakyat Jerman di kota Weimar dengan hasil keputusan yang telah dicapai, yakni pembentukan Undang-Undang Dasar tahun 1919.

Dalam Undang-Undang Dasar tersebut, dijelaskan bahwa Jerman menjadi negara bentuk republik dengan nama Republik Weimar, dipimpin oleh seorang presiden dan dibantu oleh seorang kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden pertama berjulukan Ebert (1919-1925) kemudian kemudian digantikan oleh Hindenburg (1925-1933).

Pada awal perkembangannya, Republik Jerman mengalami banyak kesulitan, menyerupai terpecah belahnya Jerman lantaran perang. Jerman diwajibkan untuk membayar ganti rugi perang sebesar 132 milyar Mark emas kepada sekutu. Akibat kehancuran yang dialami oleh Jerman, maka Jerman tidak sanggup membayar utang perangnya hingga tahun 1923. Oleh lantaran itu, Prancis sebagai musuh usang Jerman mulai menduduki tempat Ruhr yang merupakan tempat pertambangan dan industri Jerman.

Namun Jerman tidak membisu saja melihat hal ini. Jerman mulai memboikot tentara pendudukan, sehingga kaum buruh mengadakan agresi mogok yang diagitasi oleh para politisi. Setelah diadakannya Perjanjian Lucarno, tnetara pendudukan Prancis mulai meninggalkan tempat Ruhr pada tahun 1925.

Sementara itu, dalam upaya membiayai pembangunan negara, pemerintah Jerman mulai menjalankan politik inflasi, yakni mengeluarkan uang dalam jumlah besar melebihi persediaan barang, sehingga menimbulkan inflasi yang amat parah.

Amerika menunjukkan perhatian yang besar terhadap masyarakat Jerman dalam hal memperbaiki perekonomian. Perhatian ini diberikan lantaran adanya impian Amerika Serikat untuk menjadikan Jerman sebagai tempat pemasaran hasil industri dan penanaman modal. Oleh lantaran itu, Amerika Serikat mengadakan Dawes Plan pada tahun 1924, yang isinya:
a)      Prancis harus meninggalkan tempat Ruhr.
b)      Pembayaran kerugian perang harus diringankan.
c)      Jerman mendapat pinjaman luar negeri untuk membangun industri dan perdagangannya.
Namun banyak rakyat Jerman yang tidak bahagia dengan adanya campur tangan Sekutu dalam banyak sekali kebijakan pemerintah Jerman. Sebagai reaksi atas kekacauan yang terjadi di Jerman. Sebagai reaksi atas kekacauan yang terjadi di Jerman, maka pada tahun 1919 didirikanlah Deutsche Arbeiter Partij (Partai Buruh Jerman) di kota Muchen (Munich) dengan Adolf Hitler sebagai pemimpin partai.
Dalam perkembangannya, partai tersebut diubah menjadi National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partij (NSDAP) yang disingkat dengan nama partai Nazi.

b.      Perkembangan partai Nazi
Setelah dirasa cukup kuat, partai Nazi mencoba melaksanakan kudeta Muchen yang lebih dikenal dengan Bierhaille Putsch, namun gagal. Sebanyak 16 orang pengikutnya ditembak mati di jalan, sedangkan Hitler ditangkap dan dipenjara selama empat tahun.

Selama ia meringkuk di dalam penjara, Hitler menulis buku yang berjudul Mein Kampf yang berarti perjuanganku. Buku tersebut mendapat simpati dari rakyat Jerman. Pada pemilu tahun 1930 partai Nazi memperoleh kemenangan. Kemudian pada tahun 1933 Nazi telah memperoleh 44% dari jumlah bangku yang ada, sehingga Presiden Paul Von Hindenberg mengangkat Adolf Hitler sebagai Perdana Menteri.


Hitler mulai mengambil tindakan-tindakan tegas sebagai seorang diktator dengan alasan demi kepentingan negara. Ia menindak tegas kaum sosialis komunis Jerman sesudah terjadi kebakaran atas gedung Reichstag. Kesalahan tersebut ditimpakan kepada kaum sosialis komunis. Kemudian Hitler tidak mau mengakui Perjanjian Versailles. Ia beridiri di depan rakyat Jerman dan menduduki Austria serta Cekoslovakia.

Di bawah kepemimpinannya, Jerman keluar dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Sistem pemerintahan republik dihapuskan dan diganti dengan tata pemerintahan yang bersifat totaliter. Setelah Presiden Hindenburg meninggal, Hitler mengambil alih kekuasaan Hindenburg dengan sebutan Fuhrer yang artinya sang pemimpin.

Dalam pemerintahnnya, Hitler dibantu oleh tokok-tokoh Nazi lainnya, seperti: Heinrich Himmler sebagai pemimpin pasukan SS (Schutz Stafferl), Josef Gobbel sebagai perdana menteri propaganda, Herman Goering sebagai Panglima Angkatan Udara. Pemerintahan Hitler yang diktator-totaliter mempunyai polisi dinas diam-diam (dinas mata-mata) yang sangat ditakuti oleh rakyatnya yang dikenal dengan Gestapo (Geheimo Staatspolizei).


2.      Fasisme Italia
Fasisme merupakan suatu gerakan pembaruan di Italia. Benito Mussolini, seorang jurnalis berhaluan sosialis bisa memengaruhi rakyat melalui media massa, sehingga ia menjadi pemimpin di Italia. Setelah cukup kuat, Mussolini mendirikan perkumpulan Fasci Italia di Combattimento yang selanjutnya perkumpulan ini disebut fasis. Gerakan fasisme muncul lantaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1)      Kenangan kejayaan Romawi (Romanium Imperium)
2)      Rasa tidak puas di kalangan rakyat.
3)      Kesulitan dalam sistem pemerintahan

Pada tanggal 28 Oktober 1922, partai Fasis bersama dengan 50.000 anggota mengadakan long march ke Roma untuk menuntut semoga keadilan Italia yang kacau cepat diatasi. Mereka mengajukan undang-undang pemilihan yang gres dan disahkan oleh parlemen.

Dengan adanya legalisasi tersebut, kedudukan partai Fasis semakin kuat. Pemimpin sosialis yang mimpin oposisi terhadap partai Fasis, Giacomo Matteoti, diculik dan dibunuh. Kemudian, Mussolini mulai tampail dalam dunia politik Italia dan menjadi Perdana Menteri Italia. Mussolini mulai menjalankan pemerintahan yang diktator.

Dalam menjalankan pemerintahan, partai Fasis menganut paham terpimpin dengan mengutamakan kepentingan negara di atas segala-galanya, dan semuanya telah diatur oleh negara. Pemerintah negara berada di bawah kekuasaan Duce yang berarti Sang Pemimpin. Pada tahun 1930, Italia mulai menjalankan sistem imperialisme yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1)      Italian berubah menjadi negara besar lengan berkuasa dibawah kekuasaan partai Fasis.
2)      Munculnya Hitler dengan paham Nasional-Sosialis yang sepaham dengan fasisme dalam menghadapi negara-negara demokrasi Barat ataupun negara-negara sosialis Timur.
3)      Adanya impian untuk mengenbalikan kejayaan menyerupai yang pernah dicapai pada zaman Romawi.

Negara pertama yang dijadikan target Italia yaitu Ethiopia (Abessynia) di Afrika, yang pada ketika itu dipimpin oleh Kaisar Haille Selassi. Hal ini dikarenakan Ethipia dianggap melanggar perbatasan jajahannya di Somalia. Selanjutnya Italia juga menyatakan keluar dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB).

Italia yang berada di bawah kekuasaan dan dampak partai Fasisterus memperkuat kedudukannya dengan mengadakan Perjanjian AS-Roma-Berlin pada tahun 1937, yang berisi:

1)      Jerman akan membantu Italia melemahkan kedudukan Inggris di Laut Tengah dan Italia akan membantu Jerman memperoleh kembali jajahan yang diambil Inggris sesudah Perang Dunia I.
2)      Italia, Jerman, dan Jepang akan bersatu dalam anti-Comintern Pact (perjanjian antikomunis internasional) untuk menghadapi Uni Soviet.
3)      Italia dan Jerman mengakui pemerintahan Franco di Spanyol dan terus memberi pemberian semoga negara diktator itu masuk ke dalam sekutunya.


3.      Militerisme Jepang
Fasisme Jepang bercorak militer yang dikembangkan sesudah Jenderal Hideki Tojo diangkat sebagai perdana menteri. Di pemerintahannya, Jepang menjadi sangat ekspansif dan tampil sebagai negara imperalis. Pasca Perang Dunia I, negara-negara pemenang perang, menyerupai Inggris, Prancis dan Amerika Serikat menguasai sebagian wilayah jajahan yang mencakup wilayah Asia dan Afrika.

Jepang berambisi untuk merebut wilayah-wilayah di Asia yang telah dikuasai sekutu. Untuk mewujudkan impian tersebut, Jepang mesti mempunyai kekuatan militer yang besar lengan berkuasa dan tangguh. Oleh lantaran itu, pembangunan militer secara besar-besaran dilakukan dengan mewajibkan semua perjaka ikut serta dalam aktivitas militer. Setelah merasa telah mempunyai kekuatan militer yang tangguh, Jepang segera melaksanakan keinginannya.

Untuk melancarkan aktivitas politik ekspansinya, beberapa upaya ditempuh Jepang, antara lain:
1)      Mempropagandakan Jepang sebagai pembebas bangsa-bangsa Asia dari cengeraman bangsa Barat.
2)      Memodernisasikan angakatan perang dengan mengagungkan semangat Bushido (berkorban demi negara).
3)      Mempropagandakan aliran Hakko I Chiu (dunia sebagai satu keluarga) dengan Jepang sebagai pemimpinnya.

Wilayah-wilayah yang menjadu korban imperialisme Jepang, yaitu Machuria (1935), Cina (1937) dan negara-negara Asia Tenggara (1942).

Demikian klarifikasi mengenai LAHIR DANBERKEMBANGNYA NEGARA-NEGARA FASIS PADA MASA SEBELUM PERANG DUNIA II, semoga sanggup bermanfaat.