Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kehidupan Insan Pra Huruf Atau Pra Sejarah Pada Abad Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam dinamakan juga food gathering. Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban manusia. Pada masa ini masyarakat mulai tinggal menetap di suatu tempat dan menyebarkan penghidupan gres berupa bercocok tanam sederhana. Tanaman yang mereka tanam adalah umbi-umbian. Mereka juga mulai menjinakkan hewan-hewan tertentu contohnya unggas.

 Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban insan KEHIDUPAN MANUSIA PRA AKSARA ATAU PRA SEJARAH PADA MASA BERCOCOK TANAM


Dalam bercocok tanam, pada mulanya insan pra sejarah membuka tanah dengan memotong belukar serta menebang pohon-pohon. Kemudian dahan-dahan dan batang-batangnya sesudah kering dibakar. Ladang-ladang yang dibuka tersebut kemudian ditanami . sesudah dua ataupun tiga kali panen, tanah tersebut kehilangan kesuburannya dan ditinggalkan untuk mencari tempat gres yang lebih subur.

Dalam perkembangannya, kegiatan bercocok tanam ini mengalami proses penyempurnaan. Mereka mulai bercocok tanam secara menetap dalam suatu bidang tanah yang terbatas. Kesuburan tanah dijaga dengan pengolahan tanah, contohnya dengan pencangkulan dan sistem pengairan. Alat-alat pertanian pun telah dikerjakan dengan halus dan sempurna.

Meskipun sudah bercocok tanam, masyarakat pada masa ini tetap melaksanakan kegiatan berburu. Kegiatan mencari ikan pun tetap dilakukan sebagai mata pencaharian tambahan. Alat-alat yang dipakai masih terbuat dari batu-batuan namun lebih halus dan semakin banyak jenisnya.

Pada masa ini terdapat kemungkinan telah terbentuk desa-desa kecil semacam perdukuhan. Masyarakat hidup menetap di sebuah perkampungan yang terdiri dari tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga.

Mereka kemudian menentukan pemimpin berdasarkan prinsip primus interpares yakni prinsip pemilihan kepala suku berdasarkan kelebihan yang dimilikinya. Orang yang terpilih biasanya orang jujur, berpengaruh lahir maupun batinnya, berusia tua, dihormati, dipatuhi serta disegani.


Tradisi menghormati orang bau tanah ataupun pemimpin menjelma semacam kultus yang memunculkan konsepsi keagamaan yang dimanifestasikan dalam pendirian bangunan-bangunan megalitik, yakni menhir.

Menhir adalah lambang dari jasa-jasa orang yang dihormati. Kemudian menhir pun menjadi lambang dari kepala suku. Kenangan dan penghargaan terhadap jasa-jasa itu beralih menjadi pemujaan terhadap kepala suku yang masih dianggap sebagai pelindung masyarakat. Dengan upacara-upacara tertentu, rohnya dianggap turun ke dalam menhir untuk pribadi berafiliasi dengan pemujanya.

Dalam kehidupan sosial masa ini diwarnai dengan bahu-membahu meskipun masih terdapat pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Cara hidup bahu-membahu terlihat pada dikala bersawah, merambah hutan untuk perkebunan, membangun rumah sebagai tempat tinggal dan sebagainya. Sementara itu, dalam kehidupan ekonomi diperkirakan telah muncul bentuk perdagangan yang bersifat barter.

Dalam masyarakat bercocok tanam, terdapat waktu tenggang antara menanam dan memetik hasil. Dalam waktu penantian ini berkembang acara lain di luar sektor pertanian, menyerupai kerajinan anyaman, menciptakan gerabah dan lain-lain. Hasil pekerjaan yang berlebihan kemudian dijual ataupun ditukar dengan kelompok-kelompok insan lain yang hidup di dekatnya.


Demikian klarifikasi mengenai KEHIDUPAN MASYARAKAT PRA AKSARA ATAU PRA SEJARAH PADA MASA BERCOCOK TANAM, biar sanggup bermanfaat.