Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Pembelajaran Resitasi Atau Tugas

Salah satu metode yang dipakai dalam pembelajaran yakni metode resitasi terstruktur. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa :”Metode resitasi terstruktur yakni cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi kiprah khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.”




Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan :Metode resitasi terstruktur yakni cara penyampaian materi pelajaran dengan menunjukkan kiprah kepada siswa untuk dikerjakan dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

Dari uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa metode resitasi terstruktur yakni sumbangan kiprah kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada kesannya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.

Metode resitasi terstruktur merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru menunjukkan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap aktivitas mencar ilmu mengajar di kelas, pada tamat setiap pertemuan atau tamat pertemuan di kelas.

Pemberian kiprah ini merupakan salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu mencar ilmu sangat terbatas di dalam kelas. Dengan banyaknya aktivitas pendidikan di sekolah dalam perjuangan meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa utnuk melaksanakan aktivitas mencar ilmu mengajar tersebut. Rostiyah (1991:32) menyatakan bahwa untuk mengatasi keadaan menyerupai diatas, guru perlu menunjukkan tugas-tugas diluar jam pelajaran. Sumiati Side (1984:46) menyatakan bahwa sumbangan tugas-tugas berupa PR memiliki imbas yang positif terhadap peningkatan prestasi mencar ilmu Bahasa Indonesia.

Salah satu taktik mencar ilmu Bahasa Indonesiayang baik yakni memperbesar frekuensi pengulangan materi/ dengan memperbanyak latihan soal-soal sehingga menjadi suatu keterampilan yang sanggup melatih diri mendayagunakan pikiran.

Tampaknya sumbangan kiprah kepada siswa untuk diselesaikan di rumah, di laboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, lantaran dengan kiprah ini akan merangsang siswa untuk melaksanakan latihan-latihan atau mengulangi materi pelajaran yang gres didapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya, serta membiasakan diri siswa mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam pemahaman serta pengertian perihal materi pelajaran.

Teori Stimulus-Respon (S – R) mendukung dalam hal ini yaitu : Prinsip utama mencar ilmu yakni pengulangan. Bila S diberikan kepada obyek maka terjadilah R. Dengan latihan, asosiasi antara S dan R menjadi otomatis. Lebih sering asossosiasi antara S dan R dipakai makin kuatlah korelasi yang terjadi, makin jarang korelasi S dan R dipergunakan makin lemahlah korelasi itu (Herman Hudoyo, 1990 : 5).

Di dalam suatu kelas, tingkat kemampuan siswa cukup heterogen, sebagian sanggup eksklusif mengeri pelajaran hanya satu kali klarifikasi oleh guru, sebagian sanggup mengerti jika diulangi dua atau tiga kali materinya dan sebagian lagi gres sanggup mengerti sehabis diulangi di rumah atau bahkan tidak sanggup mengerti sama sekali.

Umumnya seorang guru mengatur kecepatan mengajarnya sesuai dengan keadaan rata-rata siswa dengan beberapa adaptasi terhadap yang kurang bisa ataupun yang dianggap pandai. Walaupun demikian kemungkinan sebagian besar siswa cara belajarnya belum sesuai benar, bagi mereka masa mencar ilmu di kelas merupakan ajang untuk memulai materi. Pemberian tugas-tugas untuk diselesaikan di rumah, diperpustakaan maupun di laboratorium akan menunjukkan kesempatan untuk mencar ilmu aktif yang sesuai dengan irama kecepatan belajarnya. Hal ini merupakan pengalaman mencar ilmu yang sejati bagi individu yang bersangkutan.

Memberikan tugas-tugas kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan yang gres saja mereka dapatkan dari guru disekolah, serta menghafal dan lebih memperdalam materi pelajaran. Peranan penugasan kepada siswa sangat penting dalam pengajaran, hal ini dijelaskan oleh I. L. Pasaribu :Metode kiprah merupakan suatu aspek dari metode-metode mengajar. Karena tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan-latihan, dengan kiprah untuk mengumpulkkan bahan, untuk memecahkan suatu problem dan seterusnya (I. L. Pasaribu, 1986:108)

Dalam menunjukkan kiprah kepada siswa, guru diharuskan menilik dan memberi nilai. Rostiyah (1991:113) mengemukakan bahwa dengan mengevaluasi kiprah yang diberikan kepada siswa, akan memberi motivasi mencar ilmu siswa.

Adapun mekanisme metode resitasi terstruktur yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran Bahasa Indonesiaantara lain : memperdalam pengertian siswa terhadao pelajaran yang telah diterima, melatih siswa ke arah mencar ilmu mandiri, sanggup membagi waktu secara teratur, memanfaatkan waktu luang, melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang sempurna untuk menuntaskan kiprah dan memperkaya pengalaman di sekolah melalai aktivitas di luar kelas (Sri Anitah Wiryawan, 1990:30).

Selanjutnya, metode resitasi terstruktur ini dianggap efektif Imansyah Alipandie jika hal-hal berikut ini sanggup dilaksanakan yaitu : merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai, kiprah yang diberikan harus jelas, waktu yang disediakan untuk menyelasaikan kiprah harus cukup (Imansyah Alipandie, 1984:93). Sudirman (1992:145) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan” langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode resitasi terstruktur yaitu :
1. Tugas yang diberikan harus jelas
2. Tempat dan usang waktu penyelesaian kiprah harus jelas.
3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, biar siswa yang belum bisa memahami kiprah itu berupaya untuk menyelesaikannya.
4. Guru harus menunjukkan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami kesulitan mencar ilmu atau salah arah dalam mengerjakan tugas.
5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bernafsu mengerjakan kiprah (Sudirman, 1992 : 145)


Metode resitasi terstruktur memiliki kelebihan dan kelemahan dalam proses mencar ilmu mengajar. Adapun kelebihan metode resitasi terstruktur yakni anak menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, memupuk rasa tanggung jawab, melatih anak berfikir kritis, tekun, ulet dan rajin. Sedangkan kelemahan metode resitasi terstruktur antara lain : tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan meniru, lantaran perbedaan individual anak kiprah diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa gampang menuntaskan kiprah itu dan apabila kiprah sering diberikan maka ketenangan mental pada siswa terpengaruh (Imanjah Alipandie, 1984:92)
loading...

= Baca Juga =