Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tabrakan Kosmik: Lahirnya Galaksi

TABRAKAN KOSMIK: LAHIRNYA GALAKSI
Agung Waluyo (George Washington University)


Jika kita dapat membuat mesin pemercepat waktu sehingga dapat melihat masa depan, kita semua akan menyaksikan perhelatan kolosal yang terjadi di depan mata kita. Galaksi Milky Way, daerah matahari dan planet bumi kita berada, akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda, galaksi tetangga terdekat Milky Way.

Andromeda melayang mendekati Milky Way dengan kecepatan 300.000 mil per jam, 100 kali lebih cepat daripada peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi. Ketika bertabrakan, Andromeda akan mengubah galaksi Milky Way kita selamanya.

Jutaan bintang akan terlempar dari orbitnya. Awan abu dan gas angkasa akan bertabrakan di antaranya. Lantaran sedemikian kerasnya gesekan tersebut, lahir jutaan bintang baru. Proses yang terjadi selama ratusan juta tahun itu akan merobek struktur dua galaksi raksasa tersebut.

Hal itu disimpulkan oleh para andal astronomi di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, sehabis mengamati bertahun-tahun objek angkasa yang membawa mereka kepada teori lahir dan matinya sebuah galaksi.

Milky Way dan Andromeda
Milky Way ialah galaksi yang merupakan rumah bagi matahari kita dan planet-planetnya atau yang sering disebut solar system. Galaksi mempunyai diameter 100 ribu tahun cahaya. Satu tahun cahaya ialah ukuran jarak yang sama dengan jarak yang ditempuh oleh sinar yang bergerak dengan kecepatan 300 ribu km per jam dalam waktu satu tahun. Jika seluruh massa bintang yang ada di Milky Way dijumlahkan, massa Milky Way sendiri akan sama dengan 750 biliun, satu triliun kali massa matahari.

Dengan memakai gelombang radio, penyelidikan astronomi terhadap distribusi awan hidrogen di luar angkasa menguakkan isu bahwa galaksi Milky Way ini berbentuk spiral. Karena itu, massanya sebagian besar berada di pusaran galaksi itu sendiri. Untuk mudahnya, bentuk galaksi ini dapat dibayangkan menyerupai masakan ringan anggun cucur yang dijual di pasar tradisional di Indonesia.

Sementara itu, galaksi Andromeda ialah galaksi terbesar yang paling bersahabat dengan galaksi Milky Way. Andromeda pertama tercatat sebagai "awan kecil" oleh andal astronomi Persia yang berjulukan Abd-al-Rahman Al-Sufi di sekitar tahun 905. Kemudian, andal astronomi berkebangsaan Bavaria, yaitu Simon Marius, menemukan galaksi ini dan mencatat penemuannya pada 1612. Tanpa mengetahui inovasi Al-Sufi dan Marius, keberadaan Andromeda kemudian dikonfirmasikan oleh bebepapa andal astronomi dunia pada tahun-tahun berikutnya.

Galaksi Andromeda dikategorikan sebagai galaksi raksasa alasannya mempunyai diameter sekitar 200 ribu tahun cahaya atau dua kali lebih besar daripada galaksi Milky Way. Andromeda mempunyai massa 300 hingga 400 biliun kali massa matahari. Bentuknya yang bundar khas dan ukurannya yang besar membuat galaksi ini gampang teramati walaupun dalam kondisi langit yang cukup moderat dan dengan memakai teleskop sederhana.

Evolusi Galaksi
Dengan memakai teleskop Hubble yang berada pada ketinggian 612 km dari permukaan bumi dan berkecepatan 28.000 km per jam mengelilingi bumi, andal astronomi NASA mengamati deretan bintang berdasar kapan deretan bintang itu terbentuk.

Karena cahaya memerlukan waktu dari sumber cahaya yang merupakan objek angkasa hingga datang di cermin teleskop Hubble, maka setiap pemotretan gambar yang dilakukan Hubble bekerjsama merekam bencana masa lampau, bukan bencana masa kini.

Di awal terbentuknya alam semesta, galaksi bertabrakan dengan galaksi lain sepuluh kali lebih sering daripada gesekan galaksi di masa kini. Kesimpulan ini dibentuk berdasar observasi astronomi sebagai berikut.

Kumpulan bintang yang terbentuk 12,6 biliun tahun yang kemudian memperlihatkan bintang-bintang muda yang berkumpul pada lokasi-lokasi tertentu di angkasa. Pengamatan terhadap kumpulan bintang-bintang pada usia alam semesta yang lebih muda, yaitu sekitar 9 biliun tahun yang lalu, memperlihatkan galaksi-galaksi yang "gelembung-gelembung" tanpa bentuk regular.

Akhirnya, pengamatan terhadap alam semesta yang relatif lebih tua, atau sekitar 5,3 biliun tahun lalu, memperlihatkan kelompok-kelompok bintang dengan bentuk yang jauh lebih terang menyerupai piring spiral ketika mereka saling bertumbukan.

Kadang-kadang, galaksi bertabrakan dalam kelompok dua atau tiga galaksi. Kelompok yang bertumbukan ini akan menyatu menjadi satu galaksi yang besar. Penemuan ini kemudian disatukan ke dalam sebuah simulasi yang memperlihatkan kesimpulan yang mengejutkan: galaksi terbentuk melalui proses tumbukan. Proses tumbukan antargalaksi itu berlanjut hingga ketika ini.

Dua Galaksi Bertumbukan
Apakah yang menyebkan dua buah galaksi bertumbukan? Jawaban sederhana dari pertanyaan ini gaya gravitasi. Seperti dirumuskan oleh Issac Newton, fisikawan yang lahir pada 4 Januari 1643 di Lincolnshire, London, Inggris, setiap benda angkasa akan mengalami gaya tarik menarik dengan benda angkasa lain.

Hukum ini dikenal sebagai aturan gravitasi Newton. Besarnya gaya gravitasi antara dua benda angkasa akan berbanding lurus dengan kedua massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda tersebut. Tetapi, kalau dibandingkan dengan ketiga gaya alami lain yang dikenal di alam semesta menyerupai gaya elektromagnetik, gaya nuklir lemah dan kuat, gravitasi ialah gaya terlemah di antara keempat gaya tersebut.

Jika dua galaksi berada cukup bersahabat antara satu dan lainnya, gaya gravitasi akan menarik keduanya untuk saling mendekat. Seperti galaksi Milky Way dan galaksi Andromeda, gaya gravitasi keduanya akan membawa kedua galaksi ini mendekat.

Ketika bertumbukan, matahari dan sistem solar kita tidak bertumbukan dengan bintang lain, melainkan akan "berlayar" tanpa dipengaruhi oleh situasi sekeliling melewati galaksi yang sedang berubah bentuk.

Jika ukuran matahari sebanding dengan sebuah butir pasir di pantai yang menempel pada telapak kaki kita, kita harus berjalan sekitar 2 mil sebelum menemui butir pasir berikutnya, yaitu bintang Alpha Centauri.

Ketika dua galaksi bertumbukan, bintang-bintang akan berpapasan. Kita dapat bayangkan proses ini dengan kondisi kendaraan beroda empat di jalan raya. Jika sebuah kendaraan beroda empat bergerak mendekati simpangan, mobil-mobil ini akan berjalan silih berganti tanpa harus bertabrakan dengan kendaraan beroda empat yang lain.
Sumber : Jawa Pos (14 April 2004)