Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tindakan Heroik Di Banyak Sekali Kawasan Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1.      Surabaya
Bertepatan dengan insiden rapat raksasa di lapangan Ikada, terjadi insiden bendera di Surabaya pada tanggal 19 September 1945. Insiden ini terjadi ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki Hotel Yamato, dengan dibantu segerombolan pasukan Sekutu.

Bertepatan dengan insiden rapat raksasa di lapangan Ikada TINDAKAN HEROIK DI BERBAGAI DAERAH PASCA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


Orang-orang Belanda tersebut mengibarkan bendera mereka di puncak Hotel Yamato. Hal ini memancing kemarahan para pemuda. Hotel tersebut diserbu pemuda, sesudah seruan Residen Sudirman untuk menurunkan bendera Belanda ditolak penghuni hotel.

Bentrokan tidak sanggup dihindarkan. Beberapa cowok berhasil memanjat atap hotel seta menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka menyobek warna birunya dan mengibarkan kembali sebagai bendera Merah Putih.

2.      Semarang
Pada tanggal 15 Oktober 1945 pasukan Kidobutai melaksanakan serangan ke kota Semarang dan dihadapi oleh TKR serta laskar pejuang lainnya. Pertempuran berlangsung selama lima hari dan mereda sesudah pemimpin TKR berunding dengan pimpinan pasukan Jepang.

Kedatangan pasukan Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 pun mempercepat terjadinya gencatan senjata. Pasukan Sekutu karenanya menawan dan melucuti tentara Jepang.

Akibat pertempuran ini, ribuan cowok gugur dan ratusan orang jepang tewas. Untuk mengenang insiden ini, di Semarang didirikan Monumen Tugu Muda dan nama Dr. Karyadi diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit umum di Semarang.

3.      Sumatra
Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah menyebar ke mana-mana mendorong para pemuda, khususnya di wilayah Sumatra Timur untuk bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebabkan para cowok bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebabkan para cowok bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan di bawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, M. K. Yusni mendukung pemerintah Republik Indonesia yang sudah berdiri.

Melihat sumbangan rakyat yang demikian besar dan tanpa kenal takut, pada tnggal 3 Oktober 1945 Teuku Mohammad Hassan selaku gubernur dengan resmi mengumumkan dimulainya pemerintahan Republik Indonesia di Sumatra dan Medan sebagai ibu kota provinsinya.

Penduduk Bukit Tinggi pun tidak ketinggalan mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 29 September 1945 bendera Merah Putih sudah berkibar di Bukittinggi. Sejak dikala itulah bendera Merah Putih berkibar di daerah-daerah di Sumatra.
4.      Sulawesi Utara
Pada tanggal 14 Februari 1945 para cowok Sulawesi Utara di bawah pimpinan Ch. Taulu melaksanakan pemberontakan untuk mendukung kedaulatan RI di Sulawesi Utara. Awalnya pemberontakan itu muncul di Manado yang lalu menyebar ke Tondano, Bitung, serta Bolang Mongondow.

Perlawanan terhadap Belanda (NICA) ini menerima dari rakyat, alasannya yaitu rakyat sudah anti terhadap penjajah serta mendukung berdirinya negara Republik Indonesia.

5.      Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan, Raja Bone (Arumpone) La Mappanjuki, yang masih tetap ingat akan pertempuran-pertempuran melawan belanda pada awal era 10, menyatakan dukungannya terhadap negara kesatuan serta pemerintahan Republik Indonesia.

Mayoritas raja-raja suku Makassar dan Bugis mengikuti jejak Raja Bone mengakui kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk pemerintah sebagai gubernur di Sulawesi.


Demikian klarifikasi mengenai TINDAKAN HEROIK DI BERBAGAI DAERAH PASCA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA, agar sanggup bermanfaat.