Nenek 73 Tahun Ikut Un Termotivasi Untuk Tambah Wawasan
ANTARA- Karlina Suhandi seorang nenek berusia 73 tahun bersemangat mengikuti Ujian Nasional paket B yang diselenggarakan oleh pemkot Bogor, Jawa Barat, bertempat di SD Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Senin.
Meski agak lambat menjawab soal, tetapi Karlina bisa menuntaskan ujian nasional sempurna waktu bersama rekan-rekan sekelasnya di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Putra Mandiri.
"Saya termotivasi mencar ilmu untuk menambah wawasan," kata Karlina.
Nenek yang belum mempunyai cucu mengaku untuk bisa lulus ujian ia telah mempersiapkan diri mencar ilmu dengan tekun dan menghadiri ujian sempurna waktu.
"Saya siap mengikuti ujian, saya selalu mencar ilmu dan hadir ketika pelajaran di PKBM," katanya.
Menurut Nenek kelahiran 1 November 1945 itu, sesudah lulus dari ujian paket B, ia akan melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengan Atas melalui paket C.
Ia mengaku termotivasi mencar ilmu untuk menambah wawasan. Sebelumnya ia hanya lulusan sekolah setara SD di usia 14 tahun dan tidak melanjutkan pendidikan lagi. Selain mengambil kejar paket B, ia juga pernah mengikuti kursus bahasa Inggris dan Jerman.
Sementara itu, Hidayat Soleh pengelola PKBM Putra Mandiri mengatakan, Karlina Suhandi mempunyai semangat mencar ilmu yang tinggi dibanding akseptor lainnya.
"Ibu karlina tidak pernah mangkir setiap kali belajar. Semangat belajarnya tinggi, jikalau ditanya motivasinya apa? Dia akan jawab ingin menambah wawasan," katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin menyebutkan, pelaksanaan ujian nasional kali ini, selain sekolah reguler juga dilaksanakan ujian nasional kesetaraan paket B yang diikuti oleh 667 akseptor dari 27 PKBM di Kota Bogor.
"Pelaksanaan ujian dilangsungkan di dua lokasi yakni SD Bondongan dan Bantarjati," katanya.
Meski agak lambat menjawab soal, tetapi Karlina bisa menuntaskan ujian nasional sempurna waktu bersama rekan-rekan sekelasnya di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Putra Mandiri.
"Saya termotivasi mencar ilmu untuk menambah wawasan," kata Karlina.
Nenek yang belum mempunyai cucu mengaku untuk bisa lulus ujian ia telah mempersiapkan diri mencar ilmu dengan tekun dan menghadiri ujian sempurna waktu.
"Saya siap mengikuti ujian, saya selalu mencar ilmu dan hadir ketika pelajaran di PKBM," katanya.
Menurut Nenek kelahiran 1 November 1945 itu, sesudah lulus dari ujian paket B, ia akan melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengan Atas melalui paket C.
Ia mengaku termotivasi mencar ilmu untuk menambah wawasan. Sebelumnya ia hanya lulusan sekolah setara SD di usia 14 tahun dan tidak melanjutkan pendidikan lagi. Selain mengambil kejar paket B, ia juga pernah mengikuti kursus bahasa Inggris dan Jerman.
Sementara itu, Hidayat Soleh pengelola PKBM Putra Mandiri mengatakan, Karlina Suhandi mempunyai semangat mencar ilmu yang tinggi dibanding akseptor lainnya.
"Ibu karlina tidak pernah mangkir setiap kali belajar. Semangat belajarnya tinggi, jikalau ditanya motivasinya apa? Dia akan jawab ingin menambah wawasan," katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin menyebutkan, pelaksanaan ujian nasional kali ini, selain sekolah reguler juga dilaksanakan ujian nasional kesetaraan paket B yang diikuti oleh 667 akseptor dari 27 PKBM di Kota Bogor.
"Pelaksanaan ujian dilangsungkan di dua lokasi yakni SD Bondongan dan Bantarjati," katanya.
Sebelumnya, Seorang nenek berusia 60 tahun, yang juga pemilik kantin sekolah, bersemangat mengikuti Ujian Nasional Kelompok Belajar Paket C di Kabupaten Jembrana, Bali.
"Dulu saya tidak bisa bersekolah alasannya yaitu tidak mempunyai biaya. Biar cuma Kejar Paket C, saya serius mengikutinya," kata Tiotista Sudiarti, nenek enam cucu yang mengikuti UN Kejar Paket C di SD Negeri 1 Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Selasa.
Meskipun berpendidikan minim, lima orang anaknya bisa menuntaskan pendidikan aktivitas sarjana dan dikala ini sudah bekerja.
Ia mengaku tidak mau kalah dengan akseptor ujian lainnya yang masih muda. "Yang penting tekun, konsentrasi, dan semangat. Saya yakin nilai yang akan saya peroleh tidak kalah dengan yang muda-muda," ungkapnya sambil tertawa.
Selain Sudiarti, di SD Negeri 1 Dauhwaru ini, berdasarkan Panitia Pelaksana Ujian Kejar Paket C I Ketut Udara Narayana, ada 46 akseptor lainnya.
Ia mengakui, dari seluruh akseptor yang akan mengikuti ujian sampai tanggal 16 April tersebut, Sudiarti lah yang berusia paling tua.
"Nenek Sudiarti sangat bersemangat, buktinya ia bisa mengikuti ujian dari pukul 13.30 sampai 18.00 WITA untuk dua mata pelajaran," katanya.
Secara keseluruhan ada 103 akseptor ujian Kejar Paket C di Kabupaten Jembrana yang terbagi di dua tempat, yaitu di SD Negeri 1 Dauhwaru dan Pondok Pesantren Nurul Islam, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.
"Dulu saya tidak bisa bersekolah alasannya yaitu tidak mempunyai biaya. Biar cuma Kejar Paket C, saya serius mengikutinya," kata Tiotista Sudiarti, nenek enam cucu yang mengikuti UN Kejar Paket C di SD Negeri 1 Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Selasa.
Meskipun berpendidikan minim, lima orang anaknya bisa menuntaskan pendidikan aktivitas sarjana dan dikala ini sudah bekerja.
Ia mengaku tidak mau kalah dengan akseptor ujian lainnya yang masih muda. "Yang penting tekun, konsentrasi, dan semangat. Saya yakin nilai yang akan saya peroleh tidak kalah dengan yang muda-muda," ungkapnya sambil tertawa.
Selain Sudiarti, di SD Negeri 1 Dauhwaru ini, berdasarkan Panitia Pelaksana Ujian Kejar Paket C I Ketut Udara Narayana, ada 46 akseptor lainnya.
Ia mengakui, dari seluruh akseptor yang akan mengikuti ujian sampai tanggal 16 April tersebut, Sudiarti lah yang berusia paling tua.
"Nenek Sudiarti sangat bersemangat, buktinya ia bisa mengikuti ujian dari pukul 13.30 sampai 18.00 WITA untuk dua mata pelajaran," katanya.
Secara keseluruhan ada 103 akseptor ujian Kejar Paket C di Kabupaten Jembrana yang terbagi di dua tempat, yaitu di SD Negeri 1 Dauhwaru dan Pondok Pesantren Nurul Islam, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.
http://www.antaranews.com/
loading...