3 Tentara Kopassus Bagus Dengan Skill Yang Tinggi
Mengutip info dari merdeka.com inilah tiga tentara manis dengan skill yang tinggi. Para perempuan manis ini sudah tentu mempunyai skill yang tinggi karen mereka masuk anggota pasukan khusus, setiap personel Kopassus dituntut untuk punya prestasi. Baik di medan tempur atau di luar operasi non tempur. Inilah anggota Kopassus yang berparas manis menyerupai model yang punya prestasi dan kemampuan tinggi. Mereka punya kualifikasi terjun bebas. Jagoan menembak dan bela diri.
1. Sersan Eka, mantan model
Beberapa waktu kemudian foto seorang perempuan manis dengan pakaian loreng darah mengalir dan baret merah beredar di sosial media. Banyak yang tidak percaya jikalau perempuan itu ialah anggota Kopassus sungguhan. Ternyata perempuan itu benar anggota Kopassus, namanya Sersan Dua Eka Patmawati. Dia mantan model sebuah majalah wanita. Demi jadi Kopassus, ia tinggalkan karir sebagai model.
Tak cuma cantik, Sersan Eka mahir menembak dan terjun bebas alias freefall. Kemampuan freefall ini cuma dimiliki tentara di satuan elite. Komando! “Saya gres tamat terjun bebas. Di Kopassus, perempuan dituntut harus bisa semua,” kata Sersan Eka ketika berbincang dengan merdeka.com. Menurut Eka, menjadi anggota Kopassus sangat membanggakan. Apalagi pasukan ini disebut-sebut sebagai pasukan terbaik nomor tiga di dunia sehabis Inggris dan Israel. Setiap prajurit pun dilatih untuk menjadi yang terbaik.
“Di sini kita dituntut untuk bisa berprestasi. Dari awal tes secara psikologi dan fisik, pastinya di Kopasus fisiknya harus lebih dari pada yang lainnya,” jelasnya sambil tersenyum manis. Menurut Eka tak ada perlakuan khusus untuk wanita. Semua harus jadi pahlawan di baret merah. Prajurit wanita juga diperlakukan sama baik secara pendidikan maupun keseharian dengan Kopassus Pria.
“Jadi, dalam menempuh Baret, dari namanya saja, berani, benar dan berhasil dari baret merah itu sendiri jadi membutuhkan usaha yang sangat besar. Tidak hanya pria, kita Kowad Kopasus juga mengatakan harus bisa seperti yang lainnya,” tegas perempuan berusia 24 tahun ini.
2. Sersan Ni Putu si juara terjun
Tak banyak kaum hawa yang bernyali besar melaksanakan terjun freefall (terjun payung) dari ketinggian 8.000 feet. Namun, tidak bagi Serda Kowad, Ni Putu Irma Purnama Dewi. Wanita kelahiran 5 September 1990 Dili Timor-Timor ini mengaku awalnya tergugah mencintai olahraga ekstrem tersebut tahun 2011. Kala itu dirinya tengah menyaksikan demo freefall dan pribadi terkagum-kagum melihat para penerjun payung tersebut.
“Pertama kali saya tertarik ketika lihat demo terjun payung, kayaknya asik juga jikalau ikutan. Ya sudah saya putuskan 2011 ikutan latihan di Batujajar Kopassus selama 1 bulan,” kata Ni Putu kepada merdeka.com ketika ditemui di Lapangan Gatot, Cijantung, Jakarta Timur. Namun, perempuan yang bersahabat disapa Putu tersebut, mengaku sempat ketakutan dan sangat tegang ketika pertama kali mencoba latihan terjun payung.
Jerih payah dan tekadnya yang lingkaran menciptakan perempuan ini tergabung di Persatuan Terjun Payung Angkatan Darat (PTPAD) dan terbayarkan dengan segudang prestasi. Prestasi paling anyar adalah Medali Emas Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat yang berlangsung di Kabupaten Bekasi bulan November lalu, dalam kategori akurasi ketinggian 4.000 feet. Selain itu perempuan berparas manis ini juga pernah menyabet juara dunia junior CSIM di Solo September 2014.
Namun, dari begitu banyaknya prestasi yang ditorehkannya itu, Putu mengaku paling berkesan melaksanakan terjun payung di Aceh. “Waktu di Aceh 17 Agustus 2013 kemarin itu gres ngerasain terjun pakai senjata dan dibawa kontainer. Karena memang disuruhnya menyerupai itu buat antisipasi adanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Nah, waktu sebelum terjun sampai ngebayangin, nanti pas terjun gimana ya jikalau tiba-tiba ada yang nembak,” imbuh Putu.
3. Serda Desi, penakluk langit China
Sersan Dua Dessy Alvionita, tidak menyangka jikalau bisa menang di kejuaraan terjun payung di kota Qionglai, Cina,tahun lalu. Itulah kali pertama dara kelahiran Kutai Barat, Kalimantan Timur, 22 tahun kemudian mengikuti event resmi. “Sekalinya mengikuti kejuaraan resmi pribadi harus menghadapi lawan dari 42 negara. Puji Tuhan, saya bisa menjadi pemenang ke-5 nomor perseorangan,” ujar Dessy seperti ditulis kopassus.mil.id.
Dessy gres 1,5 tahun mulai mencar ilmu terjun payung. Total, dara ini sudah terjun sebanyak 3.272 kali. Buat Kopassus, angka itu masih terbilang minim. Diam-diam ternyata Dessy juga seorang karateka. Dan kini sudah menyandang Dan Cokelat. “Saya tinggal di kota kecil, jadi susah untuk bisa melanjutkan menjadi Dan Hitam sebab keterbatasan sasana latihan karate,” tegasnya.
Dari olahraga beladiri ini pula, Dessy juga berhasil mengharumkan kesatuan baret merah dengan menjuarai kelas min. 55 kg pada Panglima Cup 2 tahun lalu. Dessy terus mengasah kemampuannya terjun payung. Lucunya, dalam sebuah latihan, angin kencang bertiup. Dessy terbawa angin hingga mendarat di perumahan warga. “Ya, ke sana (ke daerah latihan) kembali naik taksi deh,” ungkap Dessy.
loading...